Sampah menumpuk"pedagang RTH Citepus keluhkan bau busuk.



Liputan12.com-sukabumi
Setelah selesai Liburan panjang kawasan Wisata di palabuanratu khusunya di RTH Citepus polemik klasik yang terjadi masalah sampah , pantauan di lapangan rabu 10/5/2023 banyaknya sampah yang menumpuk dan belum di angkut oleh perugas kebersihan khusunya DLHK kabupaten Sukabumi.

Di duga ada oknum petugas pengelola kebersihan di lingkungan RTH yang tidak bertanggung jawab, sehingga permasalahan itu terjadi,terbukti dengan adanya pengaduan salah satu pedagang Ruang terbuka hijau ( RTH ) Citepus melalui Whatsapp tentang sampah yang menyengat atau bau busuk yang hampir satu minggu lebih belum kunjung di angkut oleh petugas sampah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kecewa dengan petugas pengelola RTH citepus.
 
Salah satu pedagang yang berhasil di konfirmasi Masni mengatakan
"Saya ini di pantai, Masha Allah ini sampah sudah seminggu lebih ga diangkut-angkut di dekat warung saya sampai bau dan membuat tidak nyaman bagi pengunjung.
 
"Ini warung saya di RTH Citepus, Masha Allah sampah digunuk-gunukeun ieu sampah, abdi mah paling anti. Abdi risi ku laleurna," ucap Masni 

Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, maka awak media pun langsung mendatangi lokasi. Salah satu pedagang yang berada di RTH Citepus terkait sampah yang bau menyengat tersebut, Rahmat saat diwawancarai awak media mengatakan, kalau untuk hari liburan sudah tidak aneh banyak sampah, itu pastinya. Tetapi kalau hari biasa mungkin pengunjung sepi.

"Dengan keterbatasan kendaraan sampah mungkin dimana-mana di selesaikan dulu sampahnya, disini juga kemarin ada pemungut sampah, cuma mungkin mobilnya penuh jadi gak muat, karena cuma satu mobil yang kesini," ucapnya.

Rahmat pun menjelaskan bahwa hampir 2 minggu sampah belum di angkut, biasanya kalau hari-hari biasa lagi tidak ramai, satu minggu juga udah clear. Kalau menurut saya mungkin karena hari liburan panjang dan kendala kendaraan juga.

"Yang saya tau pengurus sampah atau pengelola disini atau koordinator disini itu Kang Aji atau Aden dan Kang Tardi. Kalau untuk kebersihan ada pungutan, kadang Rp 15 ribu, kadang Rp 20 ribu setiap minggu di tarik oleh mereka dan kami tidak keberatan Itu hal yang wajar yah untuk kebersihan," tutur Rahmat.

Harapan saya pengelola harus cepat tanggap memikirkan masalah sampah ini dan kalau bisa walaupun sesibuk apapun masalah sampah ini harus jadi periritas dan setiap minggu harus steril dari sampah seperti hari-hari biasa.tutur rahmat lagi

"Tapi keyataannya sekrang boleh di liat sendiri sampah menumpuk di mana mana apalagi sekarang paska liburan panjang kemarin apa karena libur panjang sampai terbengkalai kemana-mana," ujarnya.
Sementara itu, saat dikonfrmasi awak media kepada Kepala Desa Citepus, Koswara mengatakan, untuk sampah yang berada di titik-titik lokasi itu sebetulnya kami bersama masyarakat ini sudah membentuk relawan, yang dinamakan RESATA (Relawan Sadar Wisata), yang tujuannya itu untuk menanggulangi kebersihan, cuma ini dari pengangkutan sampahnya kita bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, itu di angkut langsung oleh yang bersangkutan.

"Kalau untuk keterlambatan, ini kemungkinan besar karena kita ini di wilayah Kecamatan Palabuhanratu, khususnya ini sebetulnya kekurangan armada dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan mengeni tentang adanya iuran kebersihan kepada pedagang, itu sepertinya diluar dari pada sepengetahuan kami dan itu kemungkinan ada oknum-oknum disini yang memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada. Kami jelaskan itu sebetulnya diluar sepengetahuan kami," jelas Koswara.

Sementara itu, Camat Palabuhanratu saat dimintai tanggapan nya terkait sampah dan adanya pungutan tersebut via WhatsApp, H.Ali Iskandar mengatakan rupi na keudah ditabayunan, kalau ada oknum nya haris secepatnya kita undang dan kita panggil.

Dikonfrmasi itu peruntukan pemungutan itu untuk apa? kalau untuk pengangkutan sampah tentu keudah terkonfirmasi angka na dan memang keudah aya konsekwensina, tidak harus ada lagi keluhan kaitan itu.

Bagus lah momentum untuk kemudian melakukan penataan dan penertiban, terlebih kan di kita ada yang disebut Relawan Sadar Wisata (RESATA) nu kudu someah di kasemah, yang salah satu diantaranya Amenitas kita fasilitas sarana, frasarana juga harus merenah. Salah satu wujud na bersih tempat kunjungan wisata," pungkas H Ali Iskandar saat dikonfrmasi media ini via WhatsApp.

Ketika berita ini diterbitkan, orang yang diduga pengurus atau pengelola atau koordinasi untuk kebersihan yang seperti pedagang bilang belum dapat di konfrmasi.
Reporter : ismatullah/ismet

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama