Liputan12.com ,Limapuluh Kota — Di tengah derasnya kemunculan media baru dan meningkatnya penyebaran informasi tanpa verifikasi, Pemko Payakumbuh menilai Uji Kompetensi Wartawan (UKW) menjadi benteng penting untuk menjaga kualitas jurnalisme di daerah.
Penegasan itu disampaikan Wali Kota Payakumbuh melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kurniawan Syah Putra, saat pembukaan UKW yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Payakumbuh di Hotel Kondang, Jumat (12/12/2025).
Kurniawan menyoroti konflik terbesar dunia pers saat ini. Semakin banyaknya akun atau media abal-abal yang memproduksi konten tanpa etik, sementara wartawan profesional harus menghadapi tekanan untuk tetap menghasilkan informasi yang akurat di tengah persaingan tidak seimbang tersebut.
“Di era informasi yang serba cepat ini, hoaks dan disinformasi menyebar bahkan lebih cepat dari kebenaran itu sendiri. Di sinilah wartawan kompeten menjadi garda terdepan. Tanpa kompetensi, kita akan kalah oleh arus informasi liar yang merugikan masyarakat,” katanya.
Menurut dia, banyaknya pelaku media baru yang mengabaikan kode etik kerap menciptakan kerancuan di publik.
Masyarakat kesulitan membedakan mana wartawan profesional dan mana pembuat konten yang tidak memiliki standar kerja jurnalistik. UKW, katanya, adalah cara untuk memperjelas batas itu.
“UKW ini bukan hanya soal keterampilan menulis atau meliput, tetapi juga tentang integritas dan tanggung jawab moral. Di tengah persaingan media yang semakin padat, kompetensi adalah identitas yang tak bisa ditawar,” tegasnya.
Kurniawan mengatakan bahwa hubungan pemerintah dan wartawan bukanlah hubungan saling berhadapan, tetapi saling menguatkan.
Namun ia mengakui sering muncul ketegangan ketika informasi belum lengkap, sementara tekanan publik mendorong media untuk segera menyajikan berita.
“Konflik informasi itu nyata. Wartawan butuh kepastian data, pemerintah butuh waktu verifikasi. Kompetensi akan membantu wartawan menyikapi situasi seperti itu dengan lebih profesional,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Pemko Payakumbuh membuka ruang dialog dengan media kredibel, tetapi tetap berhati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan pers tanpa kompetensi.
“Media yang sehat dan profesional akan menjadi mitra strategis pembangunan. Sebaliknya, media tanpa kompetensi justru bisa menimbulkan konflik baru di ruang publik,” katanya.
Kurniawan berharap seluruh peserta mampu lulus dan memperkuat kualitas jurnalisme, khususnya di Payakumbuh.
Ia menyebut UKW adalah salah satu cara untuk memastikan wartawan siap menghadapi “perang informasi” yang semakin kompleks.
“Kompetensi adalah benteng utama kita. Wartawan harus mampu menjadi agen perubahan yang membangun, bukan bagian dari masalah. Semoga UKW ini membawa manfaat besar bagi dunia pers dan masyarakat Payakumbuh,” tutupnya.
Ketua PWI Sumatera Barat, Widya Nafies, mengakui bahwa meningkatnya jumlah perusahaan pers di daerah turut menambah jumlah wartawan baru di lapangan.
Namun, peningkatan itu sering tidak dibarengi dengan standar kompetensi yang sama.
“Dengan tumbuhnya perusahaan pers, persaingan semakin ketat. Wartawan yang tidak kompeten akan tersisih, sementara yang kompeten justru semakin dibutuhkan. UKW memastikan wartawan memiliki kualitas itu,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa penyebaran hoaks dan media tidak profesional telah banyak menimbulkan konflik di masyarakat, mulai dari kabar bohong isu politik hingga misinformasi kebencanaan.
Karena itu, jurnalis yang memegang lisensi kompetensi dapat menjadi penengah yang menyajikan informasi terverifikasi.
“Mudah-mudahan peserta hari ini semuanya kompeten, karena tantangan di lapangan semakin berat,” ujarnya.
UKW kali ini diikuti 22 wartawan dari Payakumbuh dan Lima Puluh Kota. Kegiatan juga dihadiri oleh Bupati Lima Puluh Kota Safni, Anggota DPRD Muhammad Fajar Rillah Vesky, serta tamu undangan lainnya.
Aspon Dedi menyampaikan apresiasi terhadap Pemkab dan DPRD Lima Puluh Kota yang telah menganggarkan pelaksanaan UKW, serta Pemko Payakumbuh yang mendukung peningkatan kompetensi wartawan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Sinergi ini sangat berarti, terutama ketika dunia pers sedang menghadapi tekanan dari banyak sisi,” pungkasnya. (Aldo)

0 Komentar