SLAWI , LIPUTAN 12 . COM – Guna memastikan ketersediaan bahan pokok dan pengendalian inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar High Level Meeting (HLM) TPID Kabupaten Tegal Tahun 2025 di Ruang Rapat Bupati Tegal, Kamis (18/12/2025).
Saat memimpin kegiatan ini, Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman menyampaikan bahwa menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 tekanan inflasi cenderung meningkat seiring lonjakan permintaan masyarakat terhadap bahan pokok dan tingginya mobilitas. Oleh karena itu, ia meminta TPID memperkuat langkah antisipatif guna menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Berdasarkan data terbaru, Indeks Perubahan Harga (IPH) Kabupaten Tegal yang sempat berada pada level negatif pada November 2025, berbalik meningkat signifikan pada awal Desember 2025 hingga mencapai 3,09. Kenaikan tersebut dipicu oleh lonjakan harga cabai rawit serta komoditas protein hewani seperti daging ayam ras dan telur ayam ras.
“Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak berlanjut dan menekan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Terkait dengan itu, dirinya menegaskan bahwa penguatan koordinasi lintas sektor menjadi kunci utama pengendalian inflasi daerah. Di samping menekankan pentingnya penguatan strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif kepada masyarakat.
Ia pun menginstruksikan seluruh jajaran TPID untuk melakukan pemantauan harga harian, mengintensifkan operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah, memastikan kelancaran distribusi, serta mencegah penimbunan dan distorsi harga menjelang Nataru.
“Kami optimis stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok bisa terjaga, sehingga masyarakat dapat merayakan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Bimala menyampaikan bahwa secara historis pergerakan inflasi Kabupaten Tegal relatif sejalan dengan Kota Tegal sebagai daerah acuan IHK.
Meski inflasi masih berada dalam rentang sasaran, tekanan dari kelompok pangan bergejolak seperti cabai, bawang merah, beras, dan telur ayam ras perlu diwaspadai menjelang Nataru.
Ia pun merekomendasikan sejumlah langkah mitigasi, antara lain pelaksanaan sidak pasar, Gerakan Pangan Murah, pengamanan jalur distribusi, serta penguatan komunikasi publik agar masyarakat berbelanja secara bijak dan tidak melakukan panic buying.
Dari sisi pasokan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal Agus Sukoco memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan strategis dalam kondisi aman.
Berdasarkan prognosis neraca pangan tahun 2025, Kabupaten Tegal tercatat mengalami surplus pada hampir seluruh komoditas utama, antara lain beras dengan surplus sekitar 70.692 ton, jagung 21.647 ton, bawang merah 5.769 ton, cabai besar 3.302 ton, cabai rawit 2.686 ton, daging ayam ras 11.176 ton, serta telur ayam sebesar 14.158 ton.
Khusus untuk periode Desember 2025, ketersediaan bahan pokok juga dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat. Stok beras tercatat surplus sekitar 2.057 ton, bawang merah 747 ton, cabai besar 279 ton, cabai rawit 226 ton, daging ayam ras 949 ton, dan telur ayam ras 1.194 ton.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan pangan Kabupaten Tegal relatif aman dalam menghadapi peningkatan konsumsi saat Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” terangnya.
Guna menjaga keberlanjutan pasokan tersebut, pihaknya terus melakukan berbagai upaya, diantaranya pemberian bantuan benih dan bibit pertanian, dukungan alat dan mesin pertanian, pembangunan serta rehabilitasi infrastruktur pertanian, hingga pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu bersama masyarakat. (Ag)



0 Komentar