Liputan12.com, Payakumbuh — Di bawah sorot lampu yang membias halus di Lubuak Simato Convention Center, langkah-langkah para kreator, perajin, dan anak muda Payakumbuh berseliweran sejak pagi Sabtu.
Mereka datang membawa sesuatu yang lebih dari sekadar produk atau karya. Mereka datang dengan membawa sejuta harapan.
Harapan bahwa kreativitas bukan hanya soal estetika, tetapi jalan baru bagi Payakumbuh untuk bertransformasi sebagai kota yang bergerak maju dengan identitas dan inovasi.
Suasana itulah yang mengisi pembukaan Payakumbuh Creative Festival (PCF) 2025, gelaran kreatif terbesar yang berlangsung pada 22–23 November 2025.
Tahun ini menjadi penyelenggaraan kedua, namun atmosfernya lebih matang, lebih terorganisasi, dan terasa jauh lebih hidup.
Festival ini digelar oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh (Disparpora) dengan menghadirkan lebih dari 40 UMKM kreatif, 4 komunitas kreatif, 15 pelaku seni budaya, serta total 300 peserta aktif.
Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman menyebut PCF 2025 sebagai titik balik penting bagi wajah ekonomi baru Payakumbuh yang semakin bertumpu pada kreativitas.
“Tahun ini menjadi langkah strategis bagi kita (Payakumbuh - red) untuk semakin memperkuat perannya sebagai ruang tumbuhnya kreativitas dan inovasi,” kata Wawako Elzadaswarman, Minggu (23/11/2025) malam.
Menurutnya, festival ini bukan hanya ajang pamer karya. Ia adalah pernyataan identitas, bahwa Payakumbuh tidak lagi dikenal semata karena kuliner, budaya, dan tradisi, tetapi juga karena ruang luas yang diberikan kepada kreator, inovator muda, dan pelaku ekonomi kreatif untuk tampil dan berkolaborasi.
Pria yang akrab disapa Om Zet itu menegaskan bahwa energi kreativitas adalah motor pembangunan masa depan Kota Payakumbuh.
“Kreativitas mampu menggerakkan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, dan menguatkan identitas kota. Itulah yang ingin kita wujudkan melalui PCF 2025 ini,” ucapnya.
Setiap sudut festival menawarkan pengalaman berbeda, mulai dari pameran Ekraf yang memamerkan produk kriya, fesyen, dan desain.
Fashion Parade yang menghadirkan eksplorasi kreatif sektor fesyen lokal. Creative Stage Performance berisi musik, tari, dan seni pertunjukan.
Seminar Creative yang membahas inovasi fesyen dan kewirausahaan, hingga kompetisi Baju Kuruang Basiba Modifikasi untuk kategori anak dan remaja.
Tema tahun ini, “Rupo Nan Babanah,” memperjelas pengembangan kreativitas yang bersandar pada identitas lokal namun berorientasi global.
Kepala Disparpora Payakumbuh Yunida Fatwa mengatakan festival ini dirancang sebagai ruang inklusif bagi kreativitas masyarakat.
“Ini adalah komitmen kami untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif, memperluas jejaring pelaku industri, dan meningkatkan daya tarik wisata Payakumbuh,” ujarnya.
Menurutnya, PCF 2025 tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tetapi juga ruang transaksi gagasan, tempat talenta lokal berjumpa dengan peluang dan pasar.
Dari sisi Ketua Dekranasda Kota Payakumbuh Ny. Eni Zulmaeta, ia menegaskan pentingnya festival ini sebagai ruang bertumbuh bagi perajin dan pelaku UMKM.
“Festival ini bukan hanya ruang pamer. Tapi wadah kolaboratif untuk memperkuat ekosistem kreatif dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” terangnya.
Dekranasda, ujarnya, terus mendorong pengembangan sektor kriya, fesyen, dan kuliner lokal agar memiliki daya saing di pasar yang lebih luas.
Ia berharap kolaborasi baru akan lahir, pasar terbuka lebih lebar, dan kebanggaan terhadap produk buatan Payakumbuh semakin kuat, terutama di kalangan generasi muda.
"Kita ingin produk-produk dari pelaku ekraf kita di kenal dunia," katanya.
Di balik keramaian panggung dan pameran, PCF 2025 sesungguhnya menggarisbawahi perubahan besar dalam cara Payakumbuh melihat masa depan.
Kreativitas kini tidak lagi dianggap pelengkap, melainkan alat pembangunan yang mampu menciptakan lapangan kerja, menarik wisatawan, dan menaikkan citra Payakumbuh di tingkat regional maupun nasional.
“Saya percaya kekuatan kreativitas bukan hanya pada mencipta karya, tetapi pada keberanian untuk terus mencoba dan memberi dampak nyata bagi masyarakat. Semoga PCF 2025 melahirkan semangat baru yang membuat Payakumbuh semakin diperhitungkan,” pungkas Om Zet.
Selain Wawako Elzadaswarman, Ketua Dekranasda Ny. Eni Zulmaeta, kegiatan itu juga dihadiri Forkopimda Kota Payakumbuh, Anggota DPRD Kota Payakumbuh Boy Sandi, Ketua GOW Ny. Yeni Elzadaswarman, Ketua DWP Ny. Chece Rida Ananda, sejumlah OPD, serta pengunjung dari berbagai daerah. (Aldo)

0 Komentar