SAMPANG - Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG), menuai sorotan di Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.
Sejumlah orang tua murid mengeluhkan kualitas makanan yang diduga tak layak konsumsi, berbanding terbalik dengan tujuan program yang menjanjikan asupan gizi sehat bagi pelajar.
Sekretaris DPC Madura Asli (Madas) Sampang, Taufik Jabejo, yang juga wali murid SDN 1 Tambelangan, mengaku anaknya menerima menu dengan kondisi tidak semestinya selama tiga hari berturut-turut.
“Pada (26/8), anak saya membawa pulang ayam masak merah yang baunya menyengat. Besoknya, lauk telur oseng juga bau tidak sedap. Lalu pada (28/8), lauk ayam ciken kembali bau seperti daging tiren,” kata Taufik saat ditemui, media ini di kediamanya. Kamis (28/8).
Keluhan serupa, menurut Taufik, juga terjadi di sekolah lain seperti SMKN 1 Tambelangan dan SMA Khoirul Ulum Tambelangan.
Kondisi ini memunculkan keraguan bukan hanya pada aspek keamanan pangan, melainkan juga kandungan gizi yang seharusnya menjadi inti program.
Taufik menilai, implementasi standar keamanan pangan belum berjalan optimal.
Padahal, sistem itu semestinya mengatur sejak proses produksi hingga distribusi makanan agar tetap aman dikonsumsi.
Kasus di Sampang memperlihatkan adanya celah serius dalam tata kelola MBG. Pengawasan terhadap mitra dapur disebut masih longgar, sehingga kualitas makanan tidak seragam dan rawan menyalahi standar.
Pria kelahiran Desa Bringin ini menekankan perlunya evaluasi menyeluruh dan berkala oleh Badan Gizi Nasional (BGN) agar program ini tidak sekadar menjadi proyek politik, melainkan benar-benar menjawab kebutuhan gizi pelajar.
“Tanpa pengawasan ketat, tujuan mulia program ini bisa berubah menjadi masalah baru bagi kesehatan anak-anak,” pungkas taufik
Sementara hingga berita ini diturunkan, pihak SPPG Tambelangan belum memberikan keterangan. Upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan masih belum mendapat jawaban.(Team)
0 Komentar