Peran Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat dalam Mengurangi Resiko Bencana Alam

    Foto peserta didik belajar beredukasi               tentang bencana alam.

SULAWESI UTARA, LIPUTAN 12 . COM - Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau, di mana 6.000 pulau di antaranya Tidak berpenghuni, dan terletak di Asia Tenggara di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia memiliki luas keseluruhan sebesar 5.180.053 km2, yang terdiri dari daratan seluas 1.922.570 Km2 (37,1%) dan lautan seluas 3.257.483 km2 (62,9%) dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Secara geografis, terletak di rangkaian lempeng tektonik: Australia, Pasifik, Eurasia dan Filipina yang Membuat Indonesia menjadi rentan terhadap perubahan geologis. 

Iklim Indonesia sangat dipengaruhi oleh lokasi dan karakteristik geografis. Membentang di 6.400 km antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Karena posisi geografis dan lokasinya yang berada di salah satu daerah bencana paling aktif di dunia, Maka wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan daerah rawan Bencana.

Dari data yang tercantum di Indeks Risiko Bencana Indonesia 2013 (IRBI 2013) yang dikeluarkan oleh BNPB, terdapat 80% wilayah Indonesia yang berisiko tinggi terhadap bencana, mencakup 205 juta Jiwa terpapar pada risiko bencana dengan 107 juta jiwa di antaranya adalah anak usia sekolah. 

Menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, atau Suatu peristiwa yang dapat mengancam keselamatan manusia setiap saat, serta berdampak pada kerusakan lingkungan.  Bencana memang tidak dapat dihindari, namun dapat diupayakan pengurangan risikonya.

Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah Dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya Rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat (Pasal 1 ayat 17 UU PB).

Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan tsunami memiliki dampak yang merusak bagi kehidupan manusia dan infrastruktur. Untuk mengurangi risiko bencana alam, pendidikan dan kesadaran masyarakat memegang peran kunci. Pendidikan yang memadai tentang bencana alam dapat membantu masyarakat memahami bahaya, mengenali tanda-tanda awal, dan merespons bencana dengan lebih baik. Sementara itu, kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam dapat mendorong partisipasi aktif dalam upaya mitigasi.
Peran Pendidikan dalam Mengurangi Risiko Bencana Alam

Pendidikan berperan sangat penting dalam mengurangi risiko bencana alam, yaitu untuk mengembangkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana yang ada di sekitarnya. Pendidikan tentang risiko bencana alam diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan melalui Disaster Risk Reduction (DRR) in Education, yang mengintegrasikan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Program seperti sosialisasi latihan evakuasi, perencanaan darurat sekolah, dan membangun fasilitas sekolah yang tahan bencana membantu masyarakat, termasuk satuan pendidikan, dalam menghadapi ancaman bencana.

Pendidikan tentang bencana alam dapat diselenggarakan di berbagai tingkatan, mulai dari sekolah hingga komunitas. Di SD Negeri 1 Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara, integrasi pengetahuan tentang bencana alam ke dalam kurikulum dapat membekali generasi muda dengan pemahaman yang kokoh akan ancaman bencana alam. Selain itu, pelatihan khusus untuk guru dan tenaga pendidik dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan informasi penting mengenai bencana alam kepada siswa.

Di tingkat komunitas, program pendidikan masyarakat tentang bencana alam dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran akan risiko yang ada. Melalui penyuluhan, workshop, dan latihan evakuasi, masyarakat dapat belajar cara merespons bencana dengan cepat dan efektif. Pendidikan juga dapat membantu dalam membangun keterampilan tertentu seperti pertolongan pertama, navigasi darurat, dan pemahaman akan tanda-tanda bencana alam tertentu.

Pendidikan luar sekolah, seperti lembaga kursus dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), juga memiliki peranan penting dalam mitigasi bencana. Pendidikan kebencanaan yang diberikan kepada pemilik, instruktur, tutor, dan para peserta atau warga belajar melalui pelatihan, simulasi, dan sosialisasi yang terjadwal dan berkelanjutan di setiap lembaga kursus atau PKBM.

Pendidikan tentang manajemen risiko bencana alam merupakan pendidikan yang mengajukan kemampuan untuk mengurangi risiko dan mengelola bencana alam. Mereka mengajukan prinsip-prinsip utama yang mesti diterapkan, seperti pemahaman mitigasi bencana melalui pendidikan pencegahan yang kreatif. Pendidikan ini juga mencakup aspek fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah, dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana. Pendidikan tentang manajemen risiko bencana alam bertujuan untuk membangun budaya tanggap dan sigap masyarakat terhadap bencana yang terjadi.

Pendidikan tentang manajemen risiko bencana alam ini diperlukan untuk membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan diri dan lingkungan saat bencana terjadi. Program pendidikan ini meliputi pendataan dan analisis risiko bencana alam, pembentukan tim pendidik, pelaksanaan sosialisasi, pelatihan keterampilan pengelolaan bencana alam, pengembangan sistem peringatan dini, pembangunan infrastruktur tahan bencana, serta evaluasi dan perbaikan program.
Peran Kesadaran Masyarakat dalam Mengurangi Risiko Bencana Alam

Kesadaran masyarakat Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara dalam mengurangi risiko bencana alam begitu penting karena masyarakat memiliki peran vital dalam melakukan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Peran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana meliputi berbagai tahapan, mulai dari pada pra bencana, saat bencana, hingga pasca bencana.

Kesadaran masyarakat Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara terhadap risiko bencana alam dapat mengubah perilaku dan sikap mereka terhadap lingkungan. Kesadaran akan risiko banjir, misalnya, dapat mendorong masyarakat untuk tidak membangun permukiman di daerah rawan banjir, atau setidaknya membangun struktur tahan banjir. Selain itu, kesadaran akan risiko gempa bumi dapat mendorong masyarakat untuk memasang struktur bangunan yang tahan gempa dan mempersiapkan rencana evakuasi.

Kesadaran masyarakat Kotamobagu provinsi Sulawesi Utara juga dapat mendorong partisipasi dalam pembentukan rencana mitigasi bencana di tingkat lokal. Dengan pemahaman yang kuat akan risiko bencana alam, masyarakat dapat berperan aktif dalam merumuskan kebijakan, program, dan infrastruktur yang dapat mengurangi dampak bencana.

Peranan pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam upaya penanggulangan bencana alam juga sangat penting. Kepemimpinan pemerintah, seperti Kepala Desa, memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan program pendidikan tentang manajemen risiko bencana alam.

Pendidikan dan kesadaran masyarakat berperan penting dalam mengurangi risiko bencana alam. Melalui upaya pendidikan yang menyeluruh dan peningkatan kesadaran akan risiko bencana, masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merespons bencana dengan lebih efektif. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat penting dalam upaya menciptakan masyarakat yang tangguh terhadap bencana alam.(Ag)


Nama        : Dewi Riska Sari 
No. Absen : 22
NIM : 2381040059

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama