Etika Bulan Ramadan, IPA Batu Bara Himbau Pelajar selesai Ujian Tidak Melakukan Aksi Konvoi dan Coret-coret Baju.

Batu Bara, Liputan12.com - Awal April tahun ini momen akhir studi di sekolah memang menjadi saat yang membahagiakan bagi semua Pelajar. Penantian selama 3 tahun mengenyam pendidikan rasanya akan terasa sangat bahagia jika dapat lulus dan melanjutkan pendidikan selanjutnya. 
Biasanya pelajar di Indonesia merayakan momen kelulusan dengan melakukan corat-coret seragam mereka dengan cat atau spidol. Jumat, 07 April 2023

Hal tersebut bagi sebagian pelajar menjadi sebuah tradisi yang sudah turun temurun sejak tahun 90-an. Coret-coret baju dianggap bisa menjadi ajang pelampiasan atas rasa stres setelah ujian yang dilalui agar dapat lulus sekolah.

Namun Ketua Ikatan Pelajar Al Washliyah Kabupaten Batu Bara, Farihin Abdillah Fattah mengatakan "merasa sayang jika mencoret seragam sekolah, karena hal itu tidak tidak ada manfaatnya. Karena ada unsur melanggar etika dan termasuk mubazir".

Walaupun ada beberapa orang tua yang tidak mempermasalahkan,tapi yakin dan percayalah ada rasa sedih sedikit di hati orang tua, waktu liat seragam yang udah di beli malah di coret-coret anaknya".

"Baju sekolah yang kita pakai adalah salah satu bukti pengorbanan dari orang tua kita, ketika kita menodai yang telah di perjuangkan oleh orang tua kita, berarti kita tidak bisa menghargai orang tua kita yang bersusah payah membeli dengan keringatnya. Seragam sekolah merupakan saksi semangat dan kegigihan seorang pelajar seharusnya tidak diperlakukan tidak baik seperti mencorat-coretnya".

Bagaimana mungkin kita menodai baju,sementara baju seragam kita adalah saksi perjalann dalam menempuh pendidikan di sekolah.
Dan bagaimana mungkin kita rela menodai baju sementara di bagian dada kiri menempel bendera kebanggaan Indonesia, logo Tut Wuri Handayani dan Ikhlas Beramal.

Mungkin ketika kita berfikir jernih,kita akan berikan seragam kita kepada tetangga atau kepada pelajar yang membutuhkan. Masih banyak sahabat kita yang berstatus pelajar tidak memiliki seragam yang memadai. Meskipun bekas, bisa jadi itu menjadi hal yang sangat berharga bagi mereka.

"Selain itu, ada pula siswa yang melakukan konvoi di jalan raya. Tentu saja itu termasuk pelanggaran lalu lintas dan mengganggu ketertiban dan kelancaran pengguna jalan. Apalagi saat ini kita berada di bulan suci Ramadhan, janganlah dicemari dengan perilaku yang tak beradab", pungkas Farihin.

Muhammad Fadli

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama