KOTABARU, Liputan12.com – Pesisir Teluk Tamiang tampak lebih hidup dari biasanya, Kamis (20/11/2025). Suara doa, lantunan adat, dan tawa anak-anak menyatu dalam rangkaian Pesta Laut Mappanre Tasi 2025. Tradisi turun-temurun ini bukan hanya seremoni budaya, tetapi juga momen syukur masyarakat pesisir atas rezeki laut yang mereka dapatkan sepanjang tahun.
Sejak pagi, warga berkumpul di rumah Kepala Desa untuk mengikuti doa bersama. Di antara kerumunan, tampak para nelayan tua yang datang dengan pakaian adat, membawa harapan agar laut tetap memberi keselamatan dalam setiap pelayaran.
Bagi mereka, Mappanre Tasi bukan sekadar tradisi—melainkan hubungan batin antara manusia, laut, dan Sang Pencipta.
Puncak acara berlangsung pukul 12.00 Wita. Kepala kambing dan replika kapal hias nelayan dilepas ke laut, diiringi tatapan haru masyarakat yang telah menggantungkan hidup pada ombak dan angin Teluk Tamiang.
Simbol itu seolah menjadi pesan terima kasih atas berkah laut sekaligus permohonan perlindungan bagi para nelayan yang berangkat setiap hari.
Ketua Lembaga Adat Ade Ogi, Arif Amin, menyampaikan pesan mendalam kepada masyarakat. “Mappanre Tasi bukan hanya tradisi, tetapi jati diri kita. Selama kita menjaga laut, laut akan menjaga kita,” ujarnya.
Penampilan pencak silat, tarian adat, hingga sambutan tokoh masyarakat menutup rangkaian acara. Wajah-wajah warga menunjukkan kebanggaan bahwa budaya mereka tetap hidup hingga kini.
Pengamanan kegiatan dilakukan oleh personel Polsek Pulau Laut Barat bersama Koramil 1004-11 PL Barat dan Dishub PL Barat. Kegiatan berakhir pukul 14.00 Wita dalam kondisi aman dan tertib.

0 Komentar