 |
| Konferensi pers hasil ops antik intan 2025 |
BATOLA, Liputan12.com - Operasi Antik 2025 Polres Barito Kuala (Batola) telah resmi berakhir setelah berlangsung selama dua pekan, mulai 17 hingga 30 Juni 2025.
Hasil dari operasi kewilayahan ini, Polres Batola dan Polsek jajaran berhasil ungkap 10 kasus penyalahgunaan narkotika dengan 10 tersangka yang terdiri dari 7 laki-laki dan 3 perempuan.
“Selama dua pekan operasi, kami menangkap sepuluh tersangka—tujuh laki-laki dan tiga perempuan. Mereka kami amankan dari enam kecamatan berbeda,” kata Waka Polres Batola Kompol Hendra Sumala Satrio kepada awak media, Selasa (8/7).
Ia menyebutkan lokasi pengungkapan tersebar di Kecamatan Tabunganen, Anjir Pasar, Alalak, Tamban, Rantau Badauh, dan Mandastana. Dari total sepuluh kasus, delapan ditangani Satresnarkoba, satu oleh Satpolairud, dan satu oleh Polsek Alalak.
“Dari 17 kecamatan di wilayah Batola, terdapat dua kecamatan yang tergolong rawan peredaran narkoba, yakni Kecamatan Anjir Muara dan Alalak,” terang Kompol Hendra.
Sementara itu, Kasat Narkoba Iptu Joko Sunarwan menjelaskan bahwa dari total 10 kasus yang diungkap, empat di antaranya merupakan target operasi (TO), sedangkan sisanya hasil dari penyelidikan dan pengembangan informasi di lapangan.
"Beberapa tersangka merupakan residivis, dan sebagian lagi pemain baru. Peran mereka bervariasi, namun mayoritas berperan sebagai kurir. Hampir semua tersangka diamankan melalui penggerebekan di rumah," terang Joko yang didampingi Kapolsek Alalak Iptu Fakhri dan Kasi Humas Iptu Marum.
Menurutnya, dibandingkan dengan pelaksanaan Operasi Antik Intan pada 2024, jumlah laporan polisi mengalami penurunan 17 persen, dari 12 LP menjadi 10 LP.
"pelaku diproses hukum dipersangkakan dengan Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana paling singkat 5 tahun penjara hingga seumur hidup,” jelasnya. (NEL/EAY/Redaksi)
0 Komentar