![]() |
| Dok Humas SMA Negeri 1 Arjasa |
SUMENEP, Liputan12.com - Pemilihan ketua osis di SMAN 1 Arjasa, Kepulauan Kangean tergolong unik. Pemilihan tersebut menerapkan sistem Pemilihan Umum, layaknya Pemilihan Presiden dan DPR RI, Kamis (16/10).
Kegiatan ini diikuti seluruh siswa-siswi, guru hingga staff tata usaha SMA Negeri 1 Arjasa sebagai pemilih yang sah dengan jumlah daftar pemilih sebanyak 833 orang.
Setelah melalui serangkaian proses pemilihan, akhirnya pasangan Ach Kasyfal Gammy dan Nabila Salina keluar sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMA Negeri 1 Arjasa dengan perolehan suara sebanyak 243 suara.
Pasangan Kasyfal dan Nabila mengalahkan pasangan Riski Amelia - Tirta Riski Ferdiansyah (210 suara) dan pasangan Anis Sakina - Silvi Anindita (63 suara).
Kepala Sekolah SMAN 1 Arjasa Mohammad Tohir mengatakan, siswa di sekolahnya melaksanakan pemilihan osis karena pengurusan lama sudah berakhir. Pemilihan kali ini untuk kepengurusan Tahun 2025-2026.
Dalam pemilihan itu seluruh kelas terlibat. Pelajar dalam satu kelas disebar ke beberapa tempat pemungutan suara. Para guru dan staf tata usaha sekolah juga ikut mencoblos kandidatnya.
"Kami mau mengajari tentang demokrasi ke siswa kami, " ungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Arjasa Mohammad Tohir.
Masih kata Mohammad Tohir, calon ketua osis ada tiga pasangan. Ketiganya sudah ikut seleksi administrasi, wawancara, kampanye visi misi dan ada debat.
"Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) fungsinya sangat vital. Hampir semua kegiatan sekolah osis yang kerjakan. Berhasil atau tidaknya kegiatan disekolah tergantung Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)," tutur Tohir.
Sementara itu Komisioner KPU Sumenep dari Divisi Hukum Farid, mengapresiasi pihak SMAN 1 Arjasa yang berinisiatif menerapkan pemilihan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang bernuansa pemilu.
"Ini bisa jadi rol model untuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolah lain," papar Farid.
Komisioner KPU Sumenep menilai, pemilihan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) tersebut sudah 80 persen seperti pemilu sebenarnya. Sebab ada proses pemutakhiran data pemilih, kampanye, debat dan pemilihan langsung. (EDO)

0 Komentar