Liputan12.com
11-12-2025
Riau-inhi
TEMBILAHAN –Senin, 10 Desember 2025, debitor pemilik rumah yang mengaku didatangi oleh sekelompok orang yang disebut berasal dari pihak Bank BRI. Rombongan tersebut berjumlah sekitar lima orang yang datang menggunakan mobil. Mereka terdiri dari pihak bank, serta salah satu orang yang mengaku sebagai Ketua organisasi wartawan IWO Provinsi Riau, sambil menyebut beberapa nama organisasi wartawan lainnya, dan juga mengaku sebagai keluarga dari pemenang lelang."
Kedatangan kelompok itu diduga bertujuan meminta pemilik rumah meninggalkan rumah yang saat ini menjadi objek sengketa lelang. Namun, pemilik rumah mengaku dirugikan dan merasa mendapat intimidasi."
"Mereka datang untuk mengusir saya. Anak dan istri saya ketakutan. Kalau masalah lelang, itu urusannya dengan pihak Bank BRI. Saya dengan bank juga belum ada penyelesaian. Jadi kami merasa sangat tertekan dan diintimidasi,” ujarnya kepada media, 10 Desember 2025."
Pemilik rumah bernama Ali itu menyebut lima orang yang datang mengatasnamakan pihak bank tidak menunjukkan surat perintah tugas. Salah satu dari mereka bahkan sempat menunjukkan KTA dan mengaku sebagai Ketua Wartawan IWO Provinsi Riau. Ia juga menyebut pihak bank diduga menggunakan jasa oknum wartawan sebagai “pereman” untuk menakuti pemilik rumah."
Ketua Forum Komunikasi Wartawan Indragiri Hilir (FKWI) Riki SP saat dimintai tanggapannya terkait hal ini mengecam tindakan yang diduga dilakukan pihak bank.
“Kami mengecam tindakan pihak bank yang datang mengintimidasi, menakuti, dan mengusir nasabah. Apalagi memakai jasa oknum ketua IWO Provinsi Riau. Itu tidak bisa dibenarkan, apalagi tanpa memperkuat legalitas dari pihak Bank,” tegasnya."
Ketua INPEST, Syahwani, juga menyampaikan kritikan keras terhadap prosedur yang disebut dilakukan Bank BRI.Pihak bank BRI sudah lari dari ketentuan.
"Turun ke lokasi harus sesuai aturan, bukan memakai jasa pereman untuk menakuti keluarga pemilik rumah atas nama Ali. Disayangkan Ketua IWO atas nama Sanadi malah jadi tukang intimidasi. Tidak heran jika harga rumah nasabah di papan pengumuman BRI hanya tercantum Rp300 juta, tapi di lapangan dijual Rp350 juta. Diduga Rp50 juta itu jadi biaya untuk jasa pereman mengusir pemilik rumah,” ujarnya.
Sedangkan Ketua LSM Elang Mas Inhil, Sahroni, membenarkan bahwa pemilik rumah Ali merupakan anggota dari LSM yang dipimpinnya. "Benar, Ali itu anggota saya di LSM Elang Mas Inhil. Jadi apabila Ali menyebut dirinya anggota saya, itu benar. Sebagai ketua LSM Elang Mas, saya minta kepada ketua organisasi wartawan IWO Provinsi Riau agar tidak mengintimidasi anggota saya. Ali menyampaikan kepada saya bahwa ia diintimidasi dan diminta keluar dari rumahnya,” ujarnya."
Sahroni juga menyebut bahwa Ketua PW IWO Provinsi Riau, Muridi Susandi, datang sambil marah-marah, memperlihatkan KTA, dan menyebut beberapa nama organisasi wartawan lain di Inhil. Saroni meminta agar oknum seperti ini tidak bertindak di luar aturan."
Upaya Konfirmasi ke Pihak Bank BRI.
Media ini berupaya meminta konfirmasi kepada pihak Bank BRI Tembilahan dengan mendatangi kantor cabang. Namun, menurut keterangan satpam, Kepala BRI disebut sedang mengikuti meeting dan kemudian langsung berangkat ke Pekanbaru, sehingga tidak dapat ditemui."
Saat media mencoba meminta konfirmasi kepada pejabat lain, satpam menyebut bahwa Arman telah berjanji memberikan waktu, namun ketika dihubungi melalui telepon tidak memberikan jawaban."
Satpam kemudian mengarahkan wartawan kepada pihak Humas Bank BRI. Saat diwawancarai, Humas bernama Oyong menyatakan bahwa ia tidak mengetahui identitas lima orang yang datang ke rumah nasabah tersebut.Soal lima orang itu, saya tidak tahu nama-namanya, maaf ya Pak. Kalau mau tahu, tanyakan saja kepada pemilik rumah, mungkin dia tahu nama orang-orang itu. Nanti saya tanyakan dulu ke atasan,” ujarnya sambil mengakhiri wawancara, 11 Desember 2025. (rls)
Sahroni

0 Komentar