![]() |
Liputan12.com
Dalam dunia jurnalistik, ketepatan bahasa merupakan aspek
penting yang tidak bisa diabaikan. Salah satu bentuk ketidaktepatan yang paling
sering muncul adalah typo (Kesalahan Tulis).
Typo bisa terjadi akibat kurangnya ketelitian, kecepatan
mengetik, atau proses penyuntingan yang terbatas.
Meski terlihat sederhana, typo sebenarnya memiliki dampak
yang cukup signifikan terhadap kualitas karya jurnalistik.
Typo Dapat Mengurangi Kredibilitas Media
Pembaca menilai kualitas media dari ketepatan informasi dan
kerapian penyajiannya. Typo yang muncul berulang kali dapat memberikan kesan
bahwa media kurang profesional.
Atau bahkan tidak teliti dalam proses penyajian berita.
Dampaknya, kepercayaan pembaca pun bisa menurun.
Mengganggu Pemahaman Pembaca
Kesalahan penulisan tertentu bisa mengubah makna kalimat
atau membuat pembaca berhenti untuk menafsirkan ulang maksud penulis.
Dalam konteks berita, yang menuntut kejelasan dan kecepatan
pemahaman, typo dapat menghambat proses tersebut.
Contoh sederhana typo:
- “Tidak” menjadi “Tidka”
- “Kebijakan” menjadi “Kebajikan”
Dalam contoh ini, kalimat bisa berubah makna atau
menimbulkan ambiguitas.
Membuat Informasi Terlihat Kurang Akurat
Jurnalisme menuntut ketepatan data, nama, istilah, tempat,
dan fakta. Typo pada angka, nama program, atau wilayah dapat menimbulkan
kesalahpahaman serius. Kesalahan kecil semacam itu bisa berdampak besar jika
berita dijadikan rujukan oleh banyak pembaca.
Meningkatkan Risiko Penyebaran Informasi yang Salah
Kesalahan ketik yang tidak diperbaiki dapat memicu
interpretasi lain yang menyimpang dari konteks aslinya. Jika berita tersebut
disalin atau dirujuk oleh media lainnya, kesalahan kecil bisa berkembang
menjadi kesalahan besar.
Menambah Beban Koreksi dan Revisi
Media profesional biasanya memiliki proses penyuntingan
berlapis. Ketelitian dalam menulis mengurangi waktu yang dibutuhkan editor
untuk memperbaiki kesalahan teknis. Semakin sedikit typo, semakin cepat berita
dapat dipublikasikan tanpa mengorbankan kualitas.
Mencerminkan Profesionalitas Jurnalis
Kerapian tulisan adalah salah satu indikator kompetensi
seorang jurnalis. Walau bukan satu-satunya faktor, kemampuan menulis tanpa
banyak kesalahan menunjukkan disiplin, ketelitian, dan pemahaman bahasa yang
baik.
Typo Tidak Selalu Fatal, tetapi Tetap Harus Diminimalkan
Tidak dapat dipungkiri bahwa typo sesekali bisa terjadi,
bahkan pada media besar. Namun, ini bukan alasan untuk membiarkannya.
Selama kesalahan tidak mengubah konteks atau fakta, typo
dapat ditoleransi, tetapi tetap perlu diperbaiki sesegera mungkin demi menjaga
kualitas informasi.
Kesimpulan
Typo memang tampak sepele, tetapi dalam karya jurnalistik,
dampaknya bisa sangat signifikan. Selain menurunkan kredibilitas media, typo
juga mengganggu pemahaman pembaca dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.
Karena itu, jurnalis idealnya mengutamakan ketelitian dalam
setiap proses penulisan, mulai dari riset hingga tahap penyuntingan.
Karya jurnalistik yang akurat tidak hanya bergantung pada
isi berita, tetapi juga cara penyajiannya. Bahasa yang rapi, jelas, dan bebas
typo merupakan bagian dari tanggung jawab profesional seorang jurnalis kepada
publik.

0 Komentar