Cara Mudah Membuat Pestisida Alami, Daun Pepaya Jadi Senjata Ampuh Petani

Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid, dan senyawa saponin yang mampu menghambat perkembangan hama seperti ulat, kutu daun, dan belalang.

Liputan12 Para petani kini semakin cerdas memanfaatkan bahan alami untuk melindungi tanaman dari hama. (28/9)

Salah satu yang sedang populer adalah pestisida nabati dari daun pepaya. Selain murah dan mudah dibuat, pestisida ini ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia.

Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid, dan senyawa saponin yang mampu menghambat perkembangan hama seperti ulat, kutu daun, dan belalang.

Tidak heran jika banyak petani mulai beralih menggunakan pestisida alami ini dibandingkan bahan kimia sintetis.

Cara membuat pestisida dari daun pepaya, pertama menyiapkan bahan berupa daun pepaya segar sebanyak 1 kg.

Daun dicuci bersih lalu dipotong kecil-kecil atau ditumbuk hingga halus. Setelah itu, campurkan dengan 10 liter air dan aduk hingga merata.

Agar lebih efektif, tambahkan bahan pendukung seperti 50 gram deterjen cair atau sabun colek, yang berfungsi sebagai perekat supaya larutan menempel di permukaan daun tanaman.

Sebagian petani juga menambahkan bawang putih dan cabai rawit yang dihaluskan untuk meningkatkan daya bunuh terhadap hama.

Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 24 jam agar senyawa aktif di dalam daun pepaya larut sempurna.

Setelah itu, larutan disaring menggunakan kain halus. Hasil saringan inilah yang siap digunakan sebagai pestisida.

Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar larutan tidak cepat menguap. Interval penyemprotan yang dianjurkan adalah setiap 5–7 hari sekali atau saat populasi hama mulai meningkat.

Biaya pembuatan pestisida daun pepaya sangat terjangkau. Untuk 10 liter larutan, biaya hanya sekitar Rp 10.000–15.000.

Jauh lebih murah dibandingkan pestisida kimia, yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per liter.

Selain itu, penggunaan pestisida nabati membantu menjaga keseimbangan ekosistem karena tidak membunuh musuh alami seperti laba-laba atau kumbang predator.

Bagi petani, teknik ini bukan hanya menekan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil panen.

Produk pertanian yang dihasilkan bebas residu bahan kimia sehingga lebih sehat dan memiliki nilai jual lebih tinggi di pasar.

Inovasi sederhana ini menjadi bukti bahwa solusi ramah lingkungan bisa ditemukan dari bahan-bahan di sekitar rumah, tanpa harus mengandalkan produk mahal dari pabrik.

(Red)

Posting Komentar

0 Komentar

Viewers