Senin 15/09/25.
Alat berat (eksavator), teronggok diam tak bergerak di sekitar waduk/kolam retensi Sukabangun, menjadi pertanyaan warga sekitar.
Sudah hampir seminggu Lebih belum ada pergerakan aktivitas dari alat berat tersebut yang konon Khabar nya akan digunakan untuk pengerukan sedimen waduk sosial yang ada di kelurahan Sukabangun.
Melalui Ketua forum RT dan RW,ketika ditanyakan hal tersebut.
Adanya alat berat tersebut adalah bantuan dari pemerintah provinsi Sumatera Selatan, melalui RS Siti Fatimah dalam forum rapat mediasi dampak Banjir dari masyarakat sekitar RS Siti Fatimah.
Kemudian dalam mediasi tersebut pihak RS Siti Fatimah mengundang RT RW terdampak melalui forum RT RW Sukabangun, dengan melibatkan beberapa pihak pejabat berwenang, diantaranya Kejati, inspektorat, kepolisian,dan lain-lain pada forum mediasi tersebut.
Terungkap banjir yang dialami warga terdampak bukan hanya dari proyek penimbunan proyek RS Siti Fatimah, namun banyak hal yang menyokong terjadi nya banjir di wilayah Sukabangun, diantara nya kolam retensi yang ada tidak mampu menampung debit air akibat sedimen,yang sudah melampaui ambang batas.
Untuk itulah forum RT RW kelurahan Sukabangun meminta pihak RS Siti Fatimah untuk ikut mendorong Pihak Pemerintah untuk melakukan pengerukan dengan alat berat (eksavator).
Kemudian hal tersebut mendapatkan respon dari Pemprov, dengan meminjam kan dua alat berat untuk melakukan pengerukan sedimen tersebut.
Namun hingga alat berat itu didatangkan sampai saat ini belum dioperasikan, dengan alasan menunggu surat permohonan dari Pemkot melalui Dinas PUPR kota Palembang, terkait masalah dana operasional.
Karena kolam retensi tersebut adalah aset kewenangan dari Pemkot.
Namun sampai saat ini belum ada pergerakan pengerjaan pengerukan tersebut.
Lurah Sukabangun ketika di konfermasi, pihaknya juga sudah menginformasikan hal tersebut kepada dinas terkait, agar pihak Pemkot dapat berkoordinasi dengan Pemprov agar kegiatan tersebut dapat terlaksana secepatnya.
Disinggung masalah dana operasional pengerukan tersebut,pihak kelurahan juga memberikan penjelasan yang sama "bahwa pihak provinsi menunggu permohonan resmi bantuan dana operasional dari Pemkot Kepada Pemprov.
Dan Pihak nya sudah berkoordinasi dengan dinas PUPR kota untuk meninjau langsung lokasi kegiatan pengerukan dimana alat berat sudah ada dilokasi tersebut.
Dalam masalah ini terlihat betul sulit nya warga masyarakat mendapatkan hak hidup layak, Hanya karena takut kebanjiran saja harus melalui proses berbelit belit, seakan tidak ada Sinergitas antar lembaga pemerintah kota dan provinsi .
"Mungkin mengunggu warga Sukabangun tenggelam oleh banjir Baru di eksekusi"sindir ketua forum RT RW kelurahan Sukabangun, Rusli Rachman Bachri.
Apakah harus menunggu darurat bencana pengerukan ini bisa dilaksanakan Tanpa melalui prosedur berbelit belit "tambah Rusli.
Padahal musim hujan sudah mulai tiba, kekhawatiran Warga setiap musim hujan adalah luapan air yang merendam rumah warga disekitar waduk, seperti RW 05, RT 14,18 dan sekitarnya.
Rusli Rachman Bachri berharap pelaksanaan pengerukan sedimen kolam retensi sosial yang ada di kelurahan Sukabangun segera dilaksanakan, sebelum makin mencemaskan Warga sekitar pada musim hujan.
Ada Sinergitas dengan cepat dan tepat dari Pemkot,dan Pemprov untuk dapat mengeksekusi pekerjaan tersebut."harap Rusli.
(Wnd#palembang)
0 Komentar