Dukungan Ekosistem Pendidikan Berhasil Kurangi Kesenjangan Mutu Pembelajaran di Pesisir Cirebon

KABUPATEN CIREBON, Liputan12.com — Upaya kolaboratif lintas sektor dalam membangun ekosistem pendidikan di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dukungan ekosistem yang melibatkan sekolah, madrasah, pemerintah, universitas, komunitas lokal, dan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), program kemitraan pendidikan dasar antara Pemerintah Australia dan Indonesia, berhasil meningkatkan mutu pembelajaran dasar, khususnya dalam kemampuan literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. Selasa, 26 Agustus 2025

Salah satu contoh nyata terlihat di SD Negeri 3 Astanalanggar, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon. Sekolah yang sudah beroperasi 46 tahun ini, menghadapi tantangan kompleks, mulai dari keterbatasan sarana, rendahnya keterlibatan orang tua, hingga kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Banyak siswa diasuh oleh kakek atau nenek karena orang tua bekerja sebagai buruh migran. Lingkungan belajar yang kurang mendukung memperkuat kesenjangan capaian siswa.

Menurut hasil asesmen kemampuan membaca, hanya 15% siswa kelas awal mampu membaca paragraf dengan baik pada Maret 2025. Namun, setelah penerapan strategi seperti asesmen membaca, refleksi pembelajaran, klinik baca, dan kolaborasi dengan orang tua, capaian tersebut meningkat menjadi 42% pada Agustus 2025. Peningkatan signifikan terjadi pada siswa perempuan, dari 65% menjadi 82%, sementara siswa laki-laki naik dari 68% menjadi 70%.“Penerapan asesmen membaca dan metode pendidik sebaya (peer teaching) menjadi faktor kunci dalam mendorong peningkatan literasi ini,” ujar Ali Sadikin, Kepala SD Negeri 3 Astanalanggar.

Guru memanfaatkan pendidik sebaya di SD Negeri 3 Astanalanggar untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Lewat dukungan program INOVASI bersama ekosistem pendidikan, SD Negeri 3 Astanalanggar mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dokumentasi: Diskominfo Kabupaten Cirebon.
Sementara itu, Kepala Madrasah MIS Assuniyah 3, Subhan, menyampaikan bahwa meskipun menghadapi tantangan serupa, madrasahnya mencatat peningkatan kemampuan membaca. Pada Maret 2025, baru 74% siswa kelas awal yang mampu membaca paragraf, dan angka ini meningkat menjadi 92% pada Agustus 2025. Peningkatan ini dicapai melalui asesmen membaca dan intervensi pembelajaran yang konsisten.

Lebih lanjut Subhan mengatakan, analisis menunjukkan bahwa siswa laki-laki mengalami peningkatan dari 67% menjadi 91%, sementara siswa perempuan meningkat dari 81% menjadi 94%. Meski peningkatan tertinggi terjadi pada siswa laki-laki, capaian siswa perempuan tetap lebih tinggi secara keseluruhan.

Kepala Sekolah SDN 3 Astanalanggar, Ali Sadikin menegaskan bahwa dukungan ekosistem pendidikan telah membawa dampak positif bagi sekolahnya, sejalan dengan visi menjadi sekolah yang cerdas, berkarakter, dan berprestasi. Hal senada disampaikan Kepala Madrasah MIS Assuniyah 3, Subhan, yang menilai bahwa ekosistem pendidikan memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pengembangan mutu pendidikan berkarakter di madrasahnya.

Provincial Manager INOVASI Jawa Barat, Agnes Widyastuti, menyampaikan bahwa pihaknya memberikan dukungan strategis kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui kolaborasi erat dengan ekosistem pendidikan daerah. Dukungan ini bertujuan memperkuat mutu pendidikan dasar, khususnya dalam bidang literasi, numerasi, dan pendidikan karakter

Kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, BBPMP Jabar, BBGTK Jabar, perguruan tinggi seperti UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan Universitas Pendidikan Indonesia, serta komunitas lokal seperti KLASA Cerbon. Bersama-sama, ekosistem melaksanakan pelatihan asesmen diagnostik membaca, penguatan kapasitas guru dalam pembelajaran terdiferensiasi, dan penyediaan bahan ajar yang relevan melalui Pokjawas.

Pendekatan ini sejalan dengan visi pembangunan Pemerintah Kabupaten Cirebon, yakni “CIREBON BERIMAN” (Bersih, Inovatif, Maju, Agamis, dan Aman). Selain memperkuat kapasitas guru, pendekatan ini juga mendorong partisipasi aktif orang tua dan komunitas dalam mendukung proses belajar anak.

Hingga saat ini, dukungan ekosistem pendidikan telah memberikan manfaat langsung kepada 329 guru, lebih dari 6.500 siswa, dan 27 satuan pendidikan (terdiri dari 16 SD dan 11 MI) di Kecamatan Losari. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pendekatan berbasis ekosistem mampu menjawab tantangan pendidikan di daerah pesisir dan memperkecil kesenjangan mutu pembelajaran antar satuan pendidikan di Kecamatan Losari.

Program INOVASI merupakan kemitraan pendidikan antara pemerintah Australia dan Indonesia yang dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, khususnya pada bidang literasi, numerasi, dan karakter. Program ini bekerja sama dengan Kemendikdasmen, Kementerian Agama, dan Bappenas, serta beroperasi di enam provinsi yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Jawa Barat dan Maluku. Di Jawa Barat, program ini bekerja di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Subang.

Bung Arya 

Posting Komentar

0 Komentar

Viewers