Ironis:Dikelilingi Perusahaan Tambang Dan Kebun, 2.230 Rumah Tangga Masih Pakai Genset.

Ketapang/liputan 12 com 

Ketiadaan aliran listrik PLN menjadi keluh kesah warga dari 4 desa di kecamatan Kendawangan Ketapang, Kalbar. Meski, disekitar mereka dikelilingi sejumlah perusahaan tambang dan perkebunan. 

Kata warga, jangankan menyala, jaringan berupa tiang listrik pun tak pernah sampai di kampung mereka. Mengatasinya, warga memakai peneragan dari tenaga mesin diesel alias mesin genset. 

Sekitar 2.230 Rumah Tangga (RT) di 4 desa itu seperti desa Pangkalan Batu 700 Rt, desa Mekar Utama, 500 Rt, desa Kedondong 600 Rt dan desa Jelayan 430 Rt merasakan kondisi tersebut.  

"Mana ada pak, kami ni pak gak ada pak bnar2 (benar-benar) nol besar pak. Gak ad program yang Indonesia terang masuk PLN ni kami baru paham cuma berharap dengan hal ini lah kerna selama ini menunggu trus gak ada cara kayak gini pak sya baru terpikir cuma dgn media lah yang bisa nyampaikan keluh kesah kami pak," kata Yohanis, warga desa Pangkalan Batu saat berkirim pesan, Selasa malam (02/05/23). 

Padahal kata Yohanis, perkampunganya dikelilingi beberapa perusahaan tambang dan kebun. Namun, upaya mereka minta pertolongan listrik seakan diabaikan perusahaan dan belum jadi pertimbangan PLN. 

"Kalau desa Pangkalan Batu di kelilingi PT Hutan Ketapang Industri (HKI), PT PSL, PT Sinar Mas, PT Cargil, PT BGA, PT RIM, PT HPMU, PT CMI dan PT Whell Harvest Winning Alumina (WHW)," kata Yohanis. 

Menurut dia lagi, selain masalah listrik, jaringan telepon juga masih sulit dijangkau. Warga terpaksa mencari titik sinyal (hots spoot) untuk melakukan panggilan telepon ataupun berkirim pesan. 

"Kami di kecamatan kendawangan yang banyak hasil bumi, tapi dari jalan smpai PLN kami ni masih seperti dulu. Anak2 kami perlu pendidikan tentu PLN sangat mendukung. Inipun kami kalau mau nelpon harus cari daerah gunung yang tinggi pak biar dapat sinyal," tutur Yohanis. 

Warga itupun lantas menagih janji pemimpin yang sudah mereka dukung seperti gubernur Kalbar, bupati Ketapang, dan anggota DPR/DPRD. 

Karena tak pantas sebagai wilayah salah satu penyumbang sumber pendapatan daerah alias PAD, namun listrik, jalan dan jaringan telekomunikasi masih tidak tersedia dengan layak. 

"Harpan kami bapak dapat menyampaikan ke pimpinan kami cuma berharap media lah penyampai yang sangat canggih," pungkas Yohanis. 

Penulis/mhd

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama