"Simpang Lima lebong siareng, semakin sempit"

Palembang liputan 12 (4/4/23).

Kawasan Simpang Lima lebong siareng, Palembang,memang dikenal sebagai kawasan yang macet.

Apalagi dibulan Ramadhan, kemacetan mulai terlihat pukul 16.00wib sampai dengan waktu berbuka puasa tiba.

Bukan Tanpa alasan, kemacetan mengular panjang .
Selain kawasan ini adalah jalan yang membagi dua kecamatan dan empat kelurahan,dan berada ditengah tengah jalan yang menghubungkan,jalan pipa,menuju jl.angkatan.66, PTC dan Kenten, kemudian kearah jalan sosial,km.5 jl.jendral Sudirman.
Lalu jl..S.Prawairo ke jl.swadaya ke Basuki Rahmat, Jalan zurbi Bustam ke deniteldam, jln Ponorogo dan kejalan baru bandara.
Wajar kalau akses ini menjadi pilihan pengguna jalan untuk melewati jalur simpang Lima ini.

Belum lagi kerumunan pedagang warung tenda,di bulan Ramadhan ini , sepanjang simpang lima menjual aneka macam takjil, makanan ringan, nasi Padang, pempek dan lain lain.

Dan simpang Lima lebong siareng juga tidak dilengkapi dengan traffic light,atau pos polisi yang berfungsi mengatur lalu lintas, sehingga kendaraan saling mendahului di persimpangan tersebut .

Selain itu ruas jalan yang sempit,yang hanya sekitar 5 meter lebar jalan, sehingga tidak sepadan dengan banyak nya kendaraan yang melalui jalur simpang lima.

Ada dua kecamatan, yaitu, kecamatan Sukarami dan kecamatan Kemuning , dan empat kelurahan yang sangat membutuhkan akses jalan tersebut,yaitu kelurahan sukabangun, Sukajaya, Talang aman,dan pipa reja.
Jadi wajar lah kalau kemacetan pasti terjadi di jam sibuk, dan jam pulang kerja.

Entah sampai kapan hal ini terjadi,dan sampai saat ini belum terdengar ada program atau tindakan pemerintah untuk menertibkan, memperluas,atau setidaknya lalu lintas tidak macet panjang dengan adanya pos atau fungsi traffic light.di simpang Lima lebong siareng.(Purwondo Palembang)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama